PENGANTAR
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
-->
Manajemen rantai pasokan menjadi sangat penting ketika
keberlangsungan proses produksi dan operasi harus terjaga terus menerus
sepanjang waktu pengerjaan. Bayangkan bagaimana jika di tengah-tengah produksi
harus terhenti karena kehabisan bahan baku..? berapa banyak waktu yang terbuang
atau berapa banyak kerugian yang ditimbulkan karena produksi macet. Disinilah
pentingnya manajemen rantai pasok untuk menjaga semua aktivitas dalam sistem
tetap berjalan seperti yang diharapkan.
Manajemen rantai pasokan adalah integrasi aktivitas yang berawal dari pengadaan barang dan jasa ,mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses,dan barang jadi,dan mengantarkan barang2 tersebut kepada pelanggannya dengan cara yang efisien.
<!..more..>
PERSEDIAAN DALAM
RANTAI PASOKAN
kunci
keberhasilan dalam rantai pasokan adalah tersedianya bahan dan berjalannya
aliran bahan. Dalam manajemen rantai pasokan, terdapat persediaan yang perlu
dikelola dengan baik, yaitu:
1. Bahan baku (raw materials):
mata rantai bahan baku adalah ada di pabrik pembuat bahan baku ini, dan mata
rantai terakhir ada di pabrik pembuat produk akhir (bukan di konsumen akhir).
Bahan baku ini di pabrik pembuat produk akhir digabung dengan bahan penolong,
dan dengan teknologi tertentu diolah menjadi bahan setengah jadi dan bahan
jadi.
2. Barang setengah jadi (work in
process product): mata rantai barang setengah jadi bermula di pabrik
pembuat bahan jadi. Bahan setengah jadi adalah hasil dari proses bahan baku.
Bahan setengah jadi dapat langsung diproses di pabrik yang sama menjadi bahan
jadi, tetapi dapat juga dijual
kepada konsumen sebagai komoditas. Jadi, akhir dari mata rantai akan
sangat tergantung dari hal di atas, bisa pendek dan bisa panjang. Akhir mata
rantai ada di konsumen akhir pengguna atau pembeli hasil produksi tersebut.
Persediaan jenis ini adalah persediaan yag digunakan untuk menunjang pabrik
pembuat barang jadi tersebut, yaitu untuk pemeliharaan, perbaikan, dan operasi
peralatan pabriknya. Mata rantainya bermula dari pabrik pembuat material MRO tadi
dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi tersebut, sebagai the final user
(manufacturer).
3. Barang komoditas (commodity): persediaan jenis ini adalah barang yang dibeli
oleh perusahaan tertentu sudah dalam bentuk barang jadi dan diperdagangkan, dalam
arti dijual kembali kepada konsumen. Di perusahaan tersebut, barang ini dapat
diproses lagi, misalnya diganti bungkusnya atau diperkecil kemasannya, tetapi
dapat juga dijual lagi langsung dalam bentuk asli seperti saat dibeli. Mata
rantai persediaan jenis ini bermula dari pabrik pembuat komoditas tersebut dan
berakhir pada konsumen akhir pengguna barang tersebut. Barang komoditas
kadang-kadang juga disebut resales commodities, karena memang barang tersebut
dibeli untuk dijual lagi dengan keuntungan tertentu.
4. Barang proyek: Persediaan jenis ini
adalah material dan suku cadang yang digunakan untuk membangun proyek tertentu,
misalnya membuat pabrik baru. Mata rantai panjangnya hampir sama dengan MRO
materials, jadi bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir
di perusahaan pembuat barang jadi yang dimaksud.
PROSES BISNIS
RANTAI PASOKAN
Pada manajemen rantai pasokan, aktivitas-aktivitas
dibagi-bagi menjadi beberapa proses bisnis, antara lain:
1.
Customer Relationship Management (CRM): langkah
pertama manajemen ratai pasok
adalah mengidentifikasi pelanggan utama atau pelanggan yang kritis bagi
perusahaan. Aktivitas ini melibatkan tim pelayanan pelanggan (customer service) yang membuat dan
melaksanakan program-program bersama, persetujuan produk dan jasa, serta
menetapkan tingkat kinerja
tertentu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2.
Customer Service Management (CSM): CSM
merupakan sumber tunggal informasi pelanggan yang mengurus persetujuan produk
dan jasa. Customer Service
memberitahukan pelanggan informasi mengenai tanggal pengiriman dan ketersediaan
produk melalui hubungannya dengan bagian produksi dan distribusi. Pelayanan
setelah penjualan juga perlu, intinya harus secara efisien membantu pelanggan
mengenai aplikasi dan rekomendasi produk.
3.
Demand Management: proses
ini harus menyeimbangkan kebutuhan pelanggan dengan kemampuan pasokan
perusahaan, menentukan apa yang akan dibeli pelanggan dan kapan. Sistem
manajemen permintaan yang baik menggunakan data point-of-sale dan data pelanggan “inti” untuk mengurangi
ketidakpastian dan aliran yang efisien melalui rantai pasok.
4.
Customer Demand Fulfillment: proses
penyelesaian pesanan ini secara efektif memerlukan integrasi rencana kerja
antara produk, distribusi dan transportasi. Hubungan dengan rekan kerja yakni
anggota primer rantai pasok dan anggota sekunder diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dan mengurangi total biaya kirim ke pelanggan.
5.
Manufacturing Flow Management:
biasanya perusahaan memproduksi barang lalu dibawa ke bagian distribusi
berdasarkan ramalan historik. Produk dihasilkan untuk memenuhi jadwal produksi.
Seringkali produk yang salah mengakibatkan persediaan yang tidak perlu,
meningkatkan biaya penanganan/penyimpanan dan pengiriman produk terhambat.
Dengan manajemen rantai pasok, produk dihasilkan berdasarkan kebutuhan
pelanggan. Jadi barang produksi harus fleksibel dengan perubahan pasar. Untuk
itu diperlukan kemampuan berubah secara cepat untuk menyesuaikan dengan variasi
kebutuhan massal. Untuk mencapai proses produksi tepat waktu dengan ukuran lot
minimum, manajer harus berfokus pada biaya-biaya setup/perubahan yang rendah
termasuk merekayasa ulang proses, perubahan dalam desain produk dan perhatian
pada rangkian produk.
6.
Procurement: membina
hubungan jangka panjang dengan sekelompok pemasok dalam arti hubungan win-win relationship akan mengubah
sistem beli tradisional. Hubungan ini adalah melibatkan pemasok sejak tahap
desain produk, sehingga dapat mengurangi siklus pengembangan produk serta
meningkatkan koordinasi antara engineering,
purchasing dan supplier pada
tahap akhir desain.
7.
Pengembangan
Produk dan Komersialisasi: untuk mengurangi waktu masuknya produk
ke pangsa pasar, pelanggan dan pemasok seharusnya dimasukkan ke dalam proses
pengembangan produk. Bila siklus produk termasuk singkat maka produk yang tepat
harus dikembangkan dan dilauching pada waktu singkat dan tepat agar perusahaan
kuat bersaing.
8.
Retur: proses
manajemen retur yang efektif memungkinkan kita mengidentifikasi produktivitas
kesempatan memperbaiki dan menerobos proyek-proyek agar dapat bersaing. Retur
di Xerox berupa peralatan, komponen, supplier dan competitive trade-ins.
Ketersediaan retur (return to available) adalah pengukuran waktu siklus yang di
perlukan untuk mencapai pengembalian asset (return on asset) pada status yang
digunakan. Pengukuran ini penting bagi pelanggan yang memerlukan produk
pengganti dalam waktu singkat bila terjadi produk gagal. Selain itu,
perlengkapan yang digunakan untuk scrap dan
waste dari bagian produksi diukur pada
waktu organisasi menerima uang cash.
.
No comments:
Post a Comment