Sunday, January 6, 2013

PASAR MONOPOLI

-->
Materi Inisiasi 5

PASAR MONOPOLI

1.     Pendahuluan
Monopoli adalah suatu keadaan di mana di pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada pihak lain yang menyainginya, atau dengan kata lain tidak ada barang substiusi untuk produk yang dijual monopolis. Bentuk struktur pasar monopoli murni merupakan salah satu bentuk pasar yang paling ekstrim, sebagai  lawan dari pasar persaingan murni (terdiri dari banyak penjual). Meskipun monopoli merupakan fenomena yang jarang dijumpai, akan tetapi ada beberapa industri yang mendekati struktur  monopoli, misalnya perusahaan yang menguasai 70 – 90 parsen pangsa pasar dapat berpotensi berperilaku seperti monopoli. Disamping  itu, mempelajari bentuk  pasar  monopoli dapat lebih memahami keadaan pasar yang lebih realistis yang dijumpai dalam dunia nyata. Suatu perusahaan monopoli dapat timbul karena beberapa sebab, antara lain:
1)     Penguasaan bahan mentah, penguasaan bahan  mentah tertentu oleh satu perusahaan untuk memproduksi barang tertentu akan  mengakibat perusahaan lain tidak dapat menghasilkan jenis barang yang sama
2)     Hak patent,  merupakan hak yang diberikan pemerintah kepada suatu perusahaan tertentu  sehingga perusahaaan lain tidak dapat memproduksi barang yang sama
3)     Terbatasnya pasar, terbatasnya pasar yang memungkinkan hanya memberikan ruang lingkup bagi satu perusahaan saja, di mana satu perusahaan tersebut telah mampu mencukupi permintaan pasar. Masuknya perusahaan lain akan menemui kesulitan dalam menjual barangnya.
4)     Pemberian hak monopoli oleh pemerintah, yaitu pemerintah memperkenankan perusahaan tertentu pada satu pasar
 Dalam pertemuan kelima ini kita akan membahas topik-topik yang terkait dengan struktur pasar monopoli sebagai berikut: (1) Hambatan/rintangan masuk, (2) Harga dan Tingkat Output, (3) Efek Ekonomis dari Monopoli, dan (4) Pengaturan Monopoli

 <!..more..>
2.     Hambatan Masuk dan Taktik Persaingan
2.1   Hambatan masuk
Hambatan masuk ke dalam industri merupakan sebab utama timbulnya pasar monopoli. Hambatan masuk ini dapat disebabkan karena perusahaan lain menganggap bahwa tidak menguntungkan masuk pasar, atau memang terhalang (dihalang-halangi) masuk pasar. Halangan masuk pasar, atau dikenal dengan istilah barriers to entry merupakan sumber utama kekuatan monopoli.  Beberapa hal yang menyebabkan timbulnya hambatan masuk ke dalam suatu industri adalah sebagai berikut:
a)     Skala ekonomis (economies of scale), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan menghasilkan suatu barang dengan skala produksi yang besar dan penggunaan teknologi yang modern sehingga biaya produksi dapat ditekan dan efisiensi meningkat  
b)     Perusahaan pelayanan publik, yaitu perusahaan yang membutuhkan investasi besar  untuk melayanai kepentigan umum dimana prodksinya harus dilakukan dalam skala besar agar dapat diperoleh skala ekonomis
c)     Pengendalian bahan mentah penting dan strategis, yaitu penguasaan dan pengendalian produksi dan distribusi atas suatu bahan  strategis yang diperlukan untuk memproduksi suatu barang tertentu sehingga dapat mencegah perusahaan lain masuk ke industri tersebut
d)     Pemberian Hak paten oleh pemerintah, yaitu pemberian hak ekslusif atau hak cipta oleh pemerintah kepada seseorang atau perusahaan untuk memproduksi dan menjual suatu barang yang dimaksudkan untuk mencegah perusahaan lain masuk ke pasar tersebut
2.2     Taktik Persaingan
Yaitu melakukan persaingan harga dengan menurunkan harga produk jauh dibawah harga produksi, sehingga perusahaan potensial tidak dapat masuk ke industry tersebut karena akan mengalami kerugian. Disamping itu, perusahaan yang telah ada di industry mempunyai kelebihan bersaing dan dapat menghalang-halangi  perusahaan baru masuk,  karena beberapa alas an berikut:
a)     Mempunyai hubungan dengan lembaga keuangan sehingga dapat memperoleh modal dengan suku bunga serta syarat-syarat yang lebih ringan
b)     Mempunyai organisasi dan administrasi yang dilengkapi dengan staf yang berpengalaman
c)     Mempunyai kemampuan berkembang dengan menggunakan pembiayaan internal
d)     Lebih dikenal luas karena produknya telah diadvertensi dan mempunyai saluran pemasaran yang telah mapan

2.   Harga dan Tingkat Output
Perusahaan monopolis merupakan satu-satunya produsen serta pemasok barang di pasar yang bersangkutan, sehingga kurva permintaan pasar, juga  merupakan kurva permintaan yang dihadapi monopolis. Kurva tersebut berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah,  dan berlereng negatif (bandingkan dengan kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, yang sejajar dengan sumbu horizontal). Perusahaan hanya bisa menaikkan kuantitas produk yang dijual dengan menurunkan harga per satuan output. Dengan demikian, kurva permintaan pasar yang dihadapi oleh monopolis berlereng menurun , yang menunjukkan monopolis dapat menentukan atau mempengaruhi harga dengan mengubah kuantitas yang ditawarkan.
Maksimisasi keuntungan dapat diperoleh dengan dua pendekatan, yaitu  pendekatan total (total approach) dan pendekatan marjinal (marginal approach). Dalam pendekatan total, maksimisasi keuntungan sama halnya dengan keadaan yang telah dijelaskan dalam pasar persaingan murni.  Perbedaannya, kalau dalam pasar persaingan sempurna penerimaan total adalah berbentuk garis lurus diagonal dari sumbu origin  ke kanan  atas  karena asumsi harga adalah datum, maka dalam pasar monopoli, seorang monopolis dapat menentukan harga dan  output yang akan dijualnya di pasar.  Bentuk kurva total revenue (TR) pada pasar monopoli bukan merupakan garis lurus, tetapi berbentuk U terbalik.  Perhatikan Gambardi bawah ini
Dengan pendekatan total, tingkat produksi dan tingkat harga yang memaksimumkan keuntungan berada pada selisih terbesar antara pendapatan total (TR) dan biaya total (TC) dan kurva pendapatan total berada di atas kurva biaya total.

-->
Berdasarkan gambar di atas,  ketika perusahaan tidak berproduksi maka biaya lebih besar dari penerimaan (TR < TC) sehingga perusahaan mengalami kerugian. Mengapa hal ini terjadi?. Hal ini disebabkan karena perusahaan telah mengeluarkan biaya (sebesar biaya tetap) meskipun perusahaan belum berproduksi, misalnya untuk sewa tanah, sewa gedung, gaji pegawai tetap dan lain-lain. Pada saat produksi di Q1 perusahaan dalam kondisi pulang pokok (break even point), dimana TR = TC. Kemudian pada tingkat produksi di Q2 perusahaan mendapatkan laba maksimum, karena merupakan jarak terbesar TR – TC. Apabila produksi terus ditingkatkan sampai Q3, perusahaan kembali dalam kondisi break even point. Setelah di Q3 apabila produksi terus dilanjukan maka perusahaan akan mengalami rugi.
Sedangkan dengan pendekatan marjinal, keuntungan maksimum diperoleh pada tingkat output dimana pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal, atau MR=MC. Jika MR>MC, maka setiap tambahan satuan output yang diproduksi masih memberikan tambahan keuntungan karena tambahan penerimaan  masih lebih besar daripada tambahan biaya. Jika MR=MC, maka  keuntungan total mencapai maksimum, karena tambahan penerimaan (MR) sama besarnya dengan tambahan biaya (MC) yang diperlukan untuk memproduksi satu unit output. Selanjutnya, jika MR<MC maka tambahan penerimaan yang diperoleh dari penjualan satu satuan tambahan output lebih kecil dari tambahan biaya yang diperlukan untuk memproduksi, akibatnya keuntungan total berkurang
-->
Keuntungan maksimal diperoleh pada tingkat output dimana MR=MC yaitu sebesar Qm dan dijual pada harga Pm. Biaya rata-rata produksi pada tingkat output ini sebesar C. Keuntungan ekonomis per satuan output adalah AB atau CPm. Keuntungan total sebesar CABPm atau CPm dikalikan dengan Qm. Tingkat output optimum adalah AVC<P<AC. Perusahaan monopolis tetap berproduksi dalam jangka pendek untuk meminimumkan kerugian total. Dilain pihak, pada tingkat output dimana P<AVC, monopolis meminimumkan kerugian total dalam jangka pendek dengan menghentikan usaha. Titik dimana P=AVC merupakan titik penutupan usaha bagi moonpolis dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, perusahaan monopolis dapat membuat skala produksi paling tepat untuk menghasilkan tingkat output optimum.
Perusahaan monopolis dapat melakukan diskriminasi harga untuk mencapai keuntungan maksimal. Diskriminasi harga adalah tindakan menjual barang yang sama pada harga berbeda di pasar yang berbeda. Syaratnya, monopolis dapat memelihara terpisahnya pasar, yaitu karena perbedaan biaya transportasi dan perbedaan elastisitas permintaan. Kondisi keseimbangan optimal yaitu memproduksi dan menjual pada tingkat output dimana MC=MR1=MR2=…. MRi ; I adalah banyaknya pasar berbeda.Output optimal sebesar (Q1+Q2),output sebesar Q1 dijual di pasar pertama dengan harga P1, dan di pasar kedua pada output Q2 dan harga P2.

Efek ekonomis dari Monopoli
1.     Perusahaan monopolis akan memaksimumkan keuntungan dengan memproduksi pada tingkat output dimana MR=MC, yaitu sebesar Qm dan harga Pm. Monopolis memproduksi dan menjual barang output dalam jumlah lebih kecil dan menetapkan harga lebih tinggi dibandingkan pesaing murni. Harga tersebut lebih tinggi dari biaya marjinal. Tingkat output yang diproduksi perusahaan monopolis untuk memperoleh keuntungan maksimum, menyebabkan lebih sedikit sumberdaya yang dialokasikan ke dalam industri tersebut.
2.     Para pemilik perusahaan monopoli memperoleh keuntungan ekonomis lebih besar dengan mengorbankan kepentingan masyarakat konsumen sehingga menimbulkan distribusi pendapatan yang tidak merata.
3.     Rintangan masuk ke dalam industri dapat mengurangi atau menghilangkan dorongan untuk mengembangkan produk baru dan teknik produksi, tetapi perusahaan monopolis akan berusaha menggunakan dan memanfaatkan peralatan kapital agar biaya produksi dapat diturunkan. Kemajuan teknologi menguntungkan perusahaan monopolis dan ikut memelihara situasi monopoli dengan memperkuat rintangan masuk ke dalam industri tersebut.

Pengaturan Industri Monopoli
1.     Penetapan harga maksimum sebesar Pm oleh pemerintah menyebabkan perusahaan monopolis memproduksi sebanyak Qm dan menjual harga maksimum Pm. Penetapan harga maksimum ini mengakibatkan perusahaan monoplis menjual pada harga lebih rendah dan memproduksi output lebih banyak. Hal ini menyebabkan perusahaan monopoli menjadi seperti pasar industri persaingan murni dalam penentuan harga dan output. Sedangkan manfaat yang diperoleh konsumen dari penetapan harga oleh pemerintah adalah mereka dapat membeli produk dalam jumlah lebih banyak pada tingkat harga yang lebih rendah.
2.     Pengenaan pajak atas perusahaan monopolis, yang terdiri dari pajak spesifik dan pajak lump sum. Efek pengenaaan pajak lump sum yaitu transfer keuntungan ekonomis dari perusahaan monopolis kepada pemerintah berupa pembayaran pajak lump sum sehingga hasil penerimaan pajak dapat digunakan untuk untuk membiayai program-program pembangunan lain. Sedangkan efek pengenaan pajak spesifik, pemerintah juga memperoleh transfer berupa pendapatan pajak yang dapat digunakan untuk memeratakan distribusi pendapatan. Para konsumen tidak memperoleh manfaat langsung dari pengenaan pajak lump sum, selama tingkat output dan tingkat harga tidak berpengaruh. Mereka menjadi lebih buruk dengan pengenaan pajak spesifik per satuan output selama outputnya lebih sedikit dan tingkat harga lebih tinggi. Bagi pihak moonpols pajak lump sum dan spesifik menyebabkan keuntungan monopolis baik per satuan output maupun keseluruhan berkurang.
3.     Cara langsung mengendalikan serta mengatur industri monopoli adalah dengan memiliki dan mengendalikan bekerjanya industri tersebut.

No comments:

Post a Comment