Materi
Inisiasi 3
TEORI
PRODUKSI DAN BIAYA
1. Fungsi Produksi
Apa
yang dimaksud dengan produksi? Produksi adalah proses pengolahan input menjadi
output. Teori yang menjelaskan
hubungan antara kuantitas output yang dihasilkan dengan sejumlah input tertentu
dinamakan teori produksi (Theory of
Production). Sedangkan hubungan antara input dan output dapat
diformulasikan oleh sebuah fungsi yang dinamakan fungsi produksi (production function). Dalam bentuk
matematis fungsi produksi dapat ditulis.
Q
= f(K,L,T,N)
Dimana
: Q adalah output yang dihasilkan dalam periode tertentu, K adalah kapital, L
adalah tenaga kerja, T adalah teknologi ,dan N adalah tanah. Persamaan tersebut
dapat dibaca sebagai berikut: jumlah
output yang diproduksi merupakan fungsi atau dipengaruhi oleh kapital, tenaga
kerja, teknologi dan tanah (dalam hal ini dianggap/diasumsikan hanya empat
faktor tersebut yang mempengaruhi output).
<!..more..>
<!..more..>
Fungsi
mentransformasikan sejumlah input menjadi output tertentu dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Misalnya dalam bidang pertanian, hasil panen padi
dipengaruhi oleh kapital, tenaga kerja dan teknologi yang digunakan. Untuk
menghasilkan 100 ton beras dapat digunakan teknik labour intensive (menggunakan lebih banyak tenaga kerja, seperti
yang banyak dilakukan negara-negara berkembang), atau teknik capital intensive (lebih banyak
menggunakan kapital atau teknologi, seperti yang banyak dilakukan di negara-negara
maju, seperti Amerika Serikat).
Dalam
kenyataan, kuantitas output yang dihasilkan dipengaruhi oleh bemacam-macam input
atau faktor-faktor produksi,
selain dari empat hal diatas. Namun, untuk memudahkan analisis, misalnya
produksi yang dihasilkan dipengaruhi oleh tenaga kerja, sedangkan faktor-faktor
lainnya tetap, maka fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut:
Q = f(L)
Faktor
produksi yang dianggap tetap atau tidak dapat berubah dengan segera disebut input
tetap (fixed input) sedangkan faktor
produksi yang berubah-rubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan disebut
input variabel (variable input). Perbedaan fixed
input dan variable input terkait dengan periode waktu produksi, yaitu jangka
pendek dan jangka panjang. Bila hanya satu faktor produksi bersifat variabel,
sedang input lainnya tetap maka
periode produksi disebut jangka
pendek (short run), dan bila semua
faktor produksi bersifat variabel maka disebut periode jangka panjang (long run).
Secara
sederhana dapat dicontohkan pada suatu perusahaan yang menghasilkan pakaian, yang menggunakan input tenaga kerja,
mesin jahit, dan tempat untuk menjahit. Apabila permintaan pakaian meningkat,
maka dalam jangka pendek yang dapat diubah –ubah adalah tenaga kerja, misalnya
dengan menambah tenaga kerja atau mengadakan lembur, tetapi mesin-mesin tidak
bisa segera ditambah, atau tempat menjahit tidak bisa langsung diperluas.
Demikian juga, kalau permintaan pakaian jadi menurun maka yang dapat dilakukan
dalam jangka pendek adalah mengurangi jamu kerja atatenaga kerja atau PHK, sedangkan faktor produksi
lainnya tidak bisa segera dikurangi. Dalam jangka panjang semua input dalah
variabel karena tenaga kerja dapat ditambah atau dikurangi, mesin-mesin dapat
ditambah atau dikurangi, serta dan ruangan dapat diperluas atau diperkecil.
Dengan kata lain, dalam jangka panjang semua input bersifat variabel
2. Produksi Jangka Pendek
Seperti
dijelaskan di atas, produksi jangka pendek adalah kondisi dimana produsen dapat
mengubah kuantitas output dengan mengubah salah satu input, sementara satu atau
lebih input yang lain dianggap konstan. Hubungan antara output dan input dinyatakan
sebagai hukum penambahan hasil yang semakin menurun (the law of diminishing return), yang mengatakan, jika suatu input
terus menerus ditambah sementara input lainnya tetap, maka output yang dihasilkan terus bertambah, tetapi sampai titik
tertentu tambahan output akan semakin berkurang.
-->
Sebelum
membahas lebih lanjut, ada beberapa konsep yang muncul dari data di atas, yaitu
produk rata-rata dan produk marjinal. Produk rata-rata (Average Product, APL)
adalah produk total (total product,
TP) dibagi dengan jumlah tenaga kerja
(L). Sedangkan, produk marjinal (Marginal
Product, MPl) adalah tambahan output akibat tambahan satu satuan
tenaga kerja. Masing-masing dapat dirumuskan sebagai berikut:
APL = TP/L
dan
MPL = TPt
– TPt-1
Dari data hipotetis,
jika tidak ada tenaga kerja yang berkerja, maka produksi adalah nol, Kemudian, jika tenaga kerja
yang digunakan 1 orang maka
produks total adalah 3, produk rata-rata = 3 (yaitu 3 dibagi 1), dan produk
marjinal = 3 (yaitu 3 dikurang 0). Selanjutnya jika tenaga kerja menjadi menjadi 2 orang, maka produk total = 8, produk rata-rata =
4 (4 dibagi 2), dan produk marginal = 5 (8 dikurang 3). Demikian seterusnya.
Apabila
tenaga kerja yang dipekerjakan terus bertambah, maka produk total terus
bertambah. Sampai penggunaan
tenaga kerja sebanyak 6 orang, produk total mencapai maksimal, yaitu 17, dan
produk marjinal menjadi nol. Jika tenaga kerja terus ditambah, maka produksi
total akan menurun dan produk marginal negatif. Kenapa?. Hal ini disebabkan karena
penambahan tenaga kerja secara terus
menerus, sementara luas tanah yang digunakan tetap, maka sebagian tenaga kerja menjadi
tidak produktif lagi dalam bekerja, karena ada sebagian tenaga kerja yang tidak
memenuhi jam kerja minimal yang ditentukan.
Dalam
bidang ketenagakerjaan hal ini dikenal dengan pengangguran tak kentara (disguised unemployment), yaitu orang-orang
berkerja padahal sebenarnya dia tidak berkerja karena tidak memenuhi jumlah jam
kerja yang ditentukan. Jika misalnya sebagian tenaga kerja dipindahkan maka
tidak akan mengurangi produksi.
Kondisi inilah yang banyak dialami oleh perekonomian negara-negara
berkembang, termasuk di Indonesia,
terutama disektor pertanian.
Hubungan
antara produk total, produk rata-rata dan produk marjinal dapat dijelaskan
dengan Gambar 1. Kurva APL dan MPL ditentukan oleh kurva
TP. Kurva APL ditentukan
oleh kemiringan garis yang ditarik dari titik nol ke salah satu titik pada kurva
TP (ingat APL = TP/L). Kurva
APL mula-mula naik, mencapai maksimum dan kemudian turun, tetapi
tetap positif selama TP positif.
Kurva
MPL ditentukan dengan kemiringan kurva TP diantara dua titik. Kurva MPL mula-mula naik,
mencapai maksimum dan kemudian turun. MPL menjadi nol bila TP
maksimum dan negatif bila TP menurun. Bagian MPL yang menurun
menggambarkan hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (the law of diminishing return).
Hubungan
antara kurva APL dan kurva MPL dapat dijelaskan sebagai
berikut: (1) Jika APL
naik maka kurva MPL berada di atas kurva APL; (2) jika kurva APL mencapai
maksimum, maka kurva MPL memotong kurva APL; dan (3) jika
kurva APL menurun maka kurva MPL di bawah APL.
1.
Teori Biaya
Seperti
halnya faktor produksi, biaya juga dapat dibedakan atas biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap (fixed cost) adalah
adalah biaya tidak dapat berubah karena perubahan output. Sedangkan biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang berubah
sejalan dengan perubahan output
yang dihasilkan.
Konsep
lain yang terkait dengan biaya adalah biaya total (total cost, TC) merupakan penjumlahan biaya
variabel total (total variable cost, TVC) dan biaya tetap total (total
fixed cost, TFC). Biaya variabel total merupkan biaya yang berubah seiring
perubahan output yang diproduksi. Misalnya pembayaran bahan baku, bahan bakar,
tenaga kerja, transportasi dan lain-lain. Sedangkan biaya tetap total (Total Fixed Cost = TFC) merupakan biaya
yang tidak berubah karena perubahan output. Misalnya pembayaran sewa gedung,
penyusutan, premi asuransi, dan lain-lain. Secara matematis, Biaya total atau total cost (TC)
dirumuskan sebagai berikut
TC = TVC+TFC
Dalam bentuk persamaan, jika biaya tetap yang dikeluarkan
oleh produsen adalah sebesar Rp. 300.000, dan biaya variabel adalah 3Q + 0,5Q2
. Maka biaya totalnya dapat dirumuskan
TC = TVC + TFC
= 3Q + 0,5Q2 + 300.000
Jika prusahaan menghasilkan outout sebesar 500 unit, maka biaya
totalnya adalah sebagai berikut:
TC = 300.000 + 3 (500) + 0,5 (250000)
= 300.000
+ 1500 + 125000
=
426.500
Seandainya perusahaan tidak berproduksi (produksi nol), maka
biaya totalnya:
TC = 300.000+ 3 (0) + 0,5 (0)
= 300.000
Konsep lain dalam
biaya adalah sebagai berikut:
a)
biaya tetap rata-rata (average
fixed cost, AFC), yaitu merupakan biaya tetap total dengan output, dapat dirumuskan
sebagai berikut:
AFC = TFC/Q
b)
Biaya variabel rata-rata (average variable cost, AVC)
merupakan biaya variabel total dibagi dengan output yang dihasilkan. Dapat
dirumuskan sebagai berikut:
AVC =TVC/Q
c)
Biaya marjinal
(marginal cost, MC), yaitu
tambahan biaya yang diperlukan untuk menambah satu-satuan output.
MC = (TCt – TCt-1)/(Qt – Qt-1)
= ∆TC/∆Q = dTC/dQ
d)
Biaya total rata-rata yaitu pembagian biaya total (TC)
dengan output (Q). Biaya total rata-rata ini juga dapat diperoleh dengan menjumlah
biaya tetap rata-rata (AFC) dengan biaya variabel rata-rata (AVC). Dalam bentuk
persamaan matematis adalah
AC=
TC/Q = AFC + AVC
Dari soal diatas, TC
= 3Q + 0,5Q2 + 300.000. Hitunglah : 1)AC ; 2) AVC; 3)
AFC; dan 4) MC
Jawab:
1)
AC = TC/Q =
= 300.000/Q + 3 + 0,5Q
2) AVC = TVC/Q = (3Q + 0,5Q2)/Q = 3 + 0,5Q
3) AFC = TFC/Q = 300.000/Q
4) MC = dTC/dQ = 3 + Q
Kurva AVC berbentuk
huruf U. Mula-mula kurva AVC turun
mencapai minimum karena hanya
memerlukan tambahan faktor produksi variabel yang lebih sedikit untuk
memproduksi setiap tambahan output dan kemudian kurva AVC naik karena ada
Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun yang memerlukan semakin banyak pengunaan
faktor-faktor produksi variabel untuk memproduksi setiap satuan output
tambahan.
Hubungan antara kurva MC dan MP
Dalam
suatu proses produksi, jumlah produk yang dihasilkan tentu berhubungan dengan
biaya yang dikeluarkan. Hubungan antara kurva biaya marginal (MC) dan produk
marjinal (MP) dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Bila kurva MP naik maka kurva
MC mengalami penurunan; 2) bila kurva MP menurun maka kurva MC mengalami
kenaikan pada penambahan dari penggunaan tenaga kerja; 3) Kurva biaya marjinal
mencapai titik minimum pada saat kurva MP mencapai maksimum. Hal ini dapat dilihat dari kedua bentuk
kurva, kurva MC berbentuk U sedangkan kurva MP berbentuk U terbalik.
Hubungan antara AVC, AC, dan MC
Sedangka hubungan
antara Kurva AVC, AC dan MC dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) kurva MC memotong kurva AVC dan AC pada
titik minimum; 2) Jika biaya marjinal lebih kecil dari biaya total rata-rata, maka kurva AC akan menurun; 3) Jika biaya
marjinal lebih besar dari biaya total rata-rata, maka kurva AC akan naik (
Lihat gambar).
1.
Produksi dan Biaya Jangka Panjang
Dalam
jangka panjang semua input merupakan input variabel, karena perusahaan
mempunyai cukup waktu untuk menambah atau mengurangi kapasitas pabrik. Dalam
analisis jangka panjang, dimisalkan perusahaan hanya menggunakan dua input,
yaitu tenaga kerja dan capital, maka fungsi produksi dapat ditulis sebagai
Q =
f(K,L)
Analisis
jangka panjang dapat dianalis dengan pendekatan kurva isokuan (isoquant atau isoproduct). Isoquant adalah kurva yang
menghubungkan titik kombinasi dua faktor produksi yang menghasilkan kuantitas output yang sama. Pendekatan
isokuan analog dengan pendekatan kurva indiferen dalam teori perilaku konsumen.
Perbedaannya adalah, dalam teori perilaku konsumen, konsumen berusaha mencapai
kepuasan maksimal, sedang dalam teori produksi, produsen berusaha mendapatkan keuntungan
maksimum.
Ciri-ciri
kurva isokuan adalah sebagai berikut:
a)
Berlereng menurun (negative), yaitu dua faktor produksi
dapat saling mengganti. Satu faktor produksi dapat ditambah dengan hanya
mengorbankan/mengurangi faktor produksi lain. Contohnya pada perusahaan
tekstil, kombinasi dapat dipilih apakah lebih banyak menggunakan tenaga kerja (labour intensive) atau lebh banyak modal
(capital intensive).
b) Cekung terhadap titik asal (origin), yang menunjukkan kemampuan saling mengganti antar input
terbatas atau dengan kata lain deraajat subsitusi (marginal rate of technical substation, MRTS) menurun. Semakin jauh
-->
dari origin maka pprduksi yang dihasilkan akan semakin
besar. Derajat subtitusi menurun (marginal
rate of technical substitution = MRTS) dapat diukur dengan (∆L/∆K).
MRTSL,K
=
-->
∆L/∆K
MRTSL,K
= derajat penggantian L oleh K, ∆L= perubahan L, ∆K = perubahan K
c)
Kurva isokuan tidak saling memotong. Karena kalau saling
memotong maka tidak konsisten dengan definisi (lihat kembali ciri kurva
indiferen)
Dalam
menentukan keseimbangan konsumen dalam mencapai keuntungan maksimum, maka kita
perlu mengetahui kurva isobiaya. Kurva
isobiaya (isocost) adalah kurva yang
menunjukkan kombinasi faktor produksi yang dapat dibeli dengan tingkat
pengeluaran tertentu. Kurva isobiaya berlereng menurun, penambahanpengeluaran
untuk salah satu faktor produksi adalah dengan mengurangi pengeluaran/pembelian
lepada faktor produksi lainnya.
Persamaan biaya dapat
ditulis sebagai
TC = Pk.K
+ Pl.L
Dimana TC = Total biaya (total cost), K = Jumlah tenaga kerja, Pk = harga modal
(tingkat bunga), L = tenaga kerja, dan Pl = harga tenaga kerja
(upah)
5.
Minimisasi Biaya Produksi atau Maksimisasi Output
Keseimbangan produsen terjadi
pada persinggungan kurva isobiaya dengan kurva isokuan, dan kondisi ini dapat
ditentukan dengan dua cara, yaitu minimisasi biaya dan maksimisasi output. -->
Sepanjang kurva
isokuan, tingkat produksi adalah sama. Pada titik A dan C, produsen mengeluarkan
biaya yang lebih tinggi, karena kurva isobiaya IC3 > IC2.
Dengan menggeserkan kurva biaya ke kiri bawah, tingkat produksi yang sama dapat
dipertahankan. Akhirnya, titik
keseimbangan produsen terjadi di titik B, yaitu persinggungan isobiaya dengan
kurva isokuan. Kemudian bagaimana dengan berproduksi di titik D? Produsen yang rasional tidak akan
berproduksi di titik ini, karena sebagai faktor produksi yang dimilikinya tidak
digunakan/ menganggur
Syarat keseimbangan
produksi yang harus dipenuhi yaitu:
MPL = produk
marjinal faktor tenaga kerja (L), MPK = produk marjinal faktor tenaga
kerja (L), MPx = produk marjinal faktor x; PL,PK,Px = harga faktor
produksi.
Sepanjang
kurva isobiaya IC, output dapat diproduksi di kurva IP1 dan IP2.
Sedangkan produksi di kurva IP3 tidak mungkin dilakukan karena
anggaran perusahaan tidak mencukupi untuk berproduksi di kurva tersebut. Produksi dapat dilakukan pada titik E,
namun agggaran yang dimiliki tidak sepenuhnya digunakan. Sedangkan, di titik A dan C, peroduksi
dapat dilakukan, namun dalam hal ini produsen tidak efisien, karena dengan
mengeserkan kurva isokuan ketingkat yang lebih tinggi dengan anggaran yang sama
maka konsumen dapat memproduksi lebih banyak. Tingkat keseimbangan produsen
terjadi di titik A, yaitu persinggungan kurva isobiaya IC dengan kurva isokuan
IP2
Jika
titik-titik keseimbangan produsen
pada berbagai tingkat produksi dihubungkan maka akan diperoleh jalur perluasan
produksi (expansion path).
Yang dimaksud Produk Total?
ReplyDeleteterimakasih.. sangat membantu :)
ReplyDelete