Sunday, January 6, 2013

TEORI PRODUKSI DAN BIAYA

-->
Materi Inisiasi 3

TEORI PRODUKSI DAN BIAYA

1.      Fungsi Produksi
Apa yang dimaksud dengan produksi? Produksi adalah proses pengolahan input menjadi output.  Teori yang menjelaskan hubungan antara kuantitas output yang dihasilkan dengan sejumlah input tertentu dinamakan teori produksi (Theory of Production). Sedangkan hubungan antara input dan output dapat diformulasikan oleh sebuah fungsi yang dinamakan fungsi produksi (production function). Dalam bentuk matematis fungsi produksi dapat ditulis.
Q = f(K,L,T,N)
Dimana : Q adalah output yang dihasilkan dalam periode tertentu, K adalah kapital, L adalah tenaga kerja, T adalah teknologi ,dan N adalah tanah. Persamaan tersebut  dapat dibaca sebagai berikut: jumlah output yang diproduksi merupakan fungsi atau dipengaruhi oleh kapital, tenaga kerja, teknologi dan tanah (dalam hal ini dianggap/diasumsikan hanya empat faktor tersebut yang mempengaruhi output). 

<!..more..>
Fungsi mentransformasikan sejumlah input menjadi output tertentu dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dalam bidang pertanian, hasil panen padi dipengaruhi oleh kapital, tenaga kerja dan teknologi yang digunakan. Untuk menghasilkan 100 ton beras dapat digunakan teknik labour intensive (menggunakan lebih banyak tenaga kerja, seperti yang banyak dilakukan negara-negara berkembang), atau teknik capital intensive (lebih banyak menggunakan kapital atau teknologi, seperti yang banyak dilakukan di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat).
Dalam kenyataan, kuantitas output yang dihasilkan dipengaruhi oleh bemacam-macam input atau faktor-faktor  produksi, selain dari empat hal diatas. Namun, untuk memudahkan analisis, misalnya produksi yang dihasilkan dipengaruhi oleh tenaga kerja, sedangkan faktor-faktor lainnya tetap, maka fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut:
Q = f(L)
Faktor produksi yang dianggap tetap atau tidak dapat berubah dengan segera disebut input tetap (fixed input) sedangkan faktor produksi yang berubah-rubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan disebut  input variabel (variable input). Perbedaan  fixed input  dan variable input terkait dengan periode waktu produksi, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Bila hanya satu faktor produksi bersifat variabel, sedang input lainnya tetap  maka periode produksi disebut  jangka pendek (short run), dan bila semua faktor produksi bersifat variabel maka disebut periode jangka panjang (long run).
Secara sederhana dapat dicontohkan pada suatu perusahaan yang menghasilkan pakaian,  yang menggunakan input tenaga kerja, mesin jahit, dan tempat untuk menjahit. Apabila permintaan pakaian meningkat, maka dalam jangka pendek yang dapat diubah –ubah adalah tenaga kerja, misalnya dengan menambah tenaga kerja atau mengadakan lembur, tetapi mesin-mesin tidak bisa segera ditambah, atau tempat menjahit tidak bisa langsung diperluas. Demikian juga, kalau permintaan pakaian jadi menurun maka yang dapat dilakukan dalam jangka pendek adalah mengurangi jamu  kerja atatenaga kerja atau PHK, sedangkan faktor produksi lainnya tidak bisa segera dikurangi. Dalam jangka panjang semua input dalah variabel karena tenaga kerja dapat ditambah atau dikurangi, mesin-mesin dapat ditambah atau dikurangi, serta dan ruangan dapat diperluas atau diperkecil. Dengan kata lain, dalam jangka panjang semua input bersifat variabel
2.      Produksi Jangka Pendek
Seperti dijelaskan di atas, produksi jangka pendek adalah kondisi dimana produsen dapat mengubah kuantitas output dengan mengubah salah satu input, sementara satu atau lebih input yang lain dianggap konstan. Hubungan antara output dan input dinyatakan sebagai hukum penambahan hasil yang semakin menurun (the law of diminishing return), yang mengatakan, jika suatu input terus menerus ditambah sementara input lainnya tetap,  maka   output yang dihasilkan terus bertambah, tetapi sampai titik tertentu tambahan output akan semakin berkurang. 

      Misalnya sebidang tanah yang diolah untuk menghasilkan padi. Input tetapnya adalah tanah, dan input variabelnya   adalah tenaga kerja. 

-->

Sebelum membahas lebih lanjut, ada beberapa konsep yang muncul dari data di atas, yaitu produk rata-rata dan produk marjinal. Produk rata-rata (Average Product, APL) adalah produk total (total product, TP) dibagi dengan jumlah tenaga kerja (L). Sedangkan, produk marjinal (Marginal Product, MPl) adalah tambahan output akibat tambahan satu satuan tenaga kerja. Masing-masing dapat dirumuskan sebagai berikut:
APL = TP/L
     dan
MPL = TPt – TPt-1
Dari data hipotetis, jika tidak ada tenaga kerja yang berkerja, maka produksi  adalah nol, Kemudian, jika tenaga kerja yang digunakan  1 orang maka produks total adalah 3, produk rata-rata = 3 (yaitu 3 dibagi 1), dan produk marjinal = 3 (yaitu 3 dikurang 0).  Selanjutnya jika tenaga kerja menjadi menjadi 2 orang,  maka produk total = 8, produk rata-rata = 4 (4 dibagi 2), dan produk marginal = 5 (8 dikurang 3). Demikian seterusnya.
Apabila tenaga kerja yang dipekerjakan terus bertambah, maka produk total terus bertambah.  Sampai penggunaan tenaga kerja sebanyak 6 orang, produk total mencapai maksimal, yaitu 17, dan produk marjinal menjadi nol. Jika tenaga kerja terus ditambah, maka produksi total akan menurun dan produk marginal negatif. Kenapa?. Hal ini disebabkan karena  penambahan tenaga kerja secara terus menerus, sementara luas tanah yang digunakan tetap, maka sebagian tenaga kerja menjadi tidak produktif lagi dalam bekerja, karena ada sebagian tenaga kerja yang tidak memenuhi jam kerja minimal yang ditentukan. 
-->
Dalam bidang ketenagakerjaan hal ini dikenal dengan pengangguran tak kentara (disguised unemployment), yaitu orang-orang berkerja padahal sebenarnya dia tidak berkerja karena tidak memenuhi jumlah jam kerja yang ditentukan. Jika misalnya sebagian tenaga kerja dipindahkan maka tidak akan mengurangi produksi.   Kondisi inilah yang banyak dialami oleh perekonomian negara-negara berkembang, termasuk  di Indonesia, terutama disektor pertanian.
Hubungan antara produk total, produk rata-rata dan produk marjinal dapat dijelaskan dengan Gambar 1. Kurva APL dan MPL ditentukan oleh kurva TP.  Kurva APL ditentukan oleh kemiringan garis yang ditarik dari titik nol ke salah satu titik pada kurva TP (ingat APL = TP/L).  Kurva APL mula-mula naik, mencapai maksimum dan kemudian turun, tetapi tetap positif selama TP positif.
Kurva MPL ditentukan dengan kemiringan kurva TP diantara dua titik.  Kurva MPL mula-mula naik, mencapai maksimum dan kemudian turun. MPL menjadi nol bila TP maksimum dan negatif bila TP menurun. Bagian MPL yang menurun menggambarkan hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (the law of diminishing return).
Hubungan antara kurva APL dan kurva MPL dapat dijelaskan sebagai berikut: (1)  Jika APL naik maka kurva MPL berada di atas kurva APL; (2)  jika kurva APL mencapai maksimum, maka kurva MPL memotong kurva APL; dan (3) jika kurva APL menurun maka kurva MPL di bawah APL.

-->
1.      Teori Biaya
Seperti halnya faktor produksi, biaya juga dapat dibedakan atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah adalah biaya tidak dapat berubah karena perubahan output.  Sedangkan biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang berubah sejalan dengan perubahan  output yang dihasilkan.
Konsep lain yang terkait dengan biaya adalah biaya total (total cost, TC) merupakan penjumlahan biaya variabel  total (total variable cost, TVC) dan biaya tetap total (total fixed cost, TFC). Biaya variabel total merupkan biaya yang berubah seiring perubahan output yang diproduksi. Misalnya pembayaran bahan baku, bahan bakar, tenaga kerja, transportasi dan lain-lain. Sedangkan biaya tetap total (Total Fixed Cost = TFC) merupakan biaya yang tidak berubah karena perubahan output. Misalnya pembayaran sewa gedung, penyusutan, premi asuransi, dan lain-lain.  Secara matematis, Biaya total atau total cost (TC) dirumuskan sebagai berikut

TC = TVC+TFC

-->
Dalam bentuk persamaan, jika biaya tetap yang dikeluarkan oleh produsen adalah sebesar Rp. 300.000, dan biaya variabel adalah 3Q + 0,5Q2 . Maka biaya totalnya dapat dirumuskan
TC = TVC + TFC
      = 3Q + 0,5Q2  + 300.000
Jika prusahaan menghasilkan outout sebesar 500 unit, maka biaya totalnya adalah sebagai berikut:
TC = 300.000 + 3 (500) + 0,5 (250000)
           = 300.000 + 1500 + 125000
                      = 426.500
Seandainya perusahaan tidak berproduksi (produksi nol), maka biaya totalnya:
TC = 300.000+ 3 (0) + 0,5 (0)
          = 300.000
Konsep lain dalam biaya adalah sebagai berikut:
a)      biaya tetap rata-rata (average fixed cost, AFC), yaitu  merupakan biaya tetap total dengan output, dapat dirumuskan sebagai berikut:
AFC = TFC/Q
b)     Biaya variabel rata-rata (average variable cost, AVC) merupakan biaya variabel total dibagi dengan output yang dihasilkan. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
AVC =TVC/Q
c)      Biaya marjinal  (marginal cost, MC), yaitu tambahan biaya yang diperlukan untuk menambah satu-satuan output.
MC =   (TCt – TCt-1)/(Qt – Qt-1) = ∆TC/∆Q =  dTC/dQ
d)     Biaya total rata-rata yaitu pembagian biaya total (TC) dengan output (Q). Biaya total rata-rata ini juga dapat diperoleh dengan menjumlah biaya tetap rata-rata (AFC) dengan biaya variabel rata-rata (AVC). Dalam bentuk persamaan matematis adalah
AC= TC/Q = AFC + AVC
Dari soal diatas, TC =  3Q + 0,5Q2  + 300.000.  Hitunglah : 1)AC ; 2) AVC; 3) AFC;  dan 4) MC
Jawab:
1)              AC = TC/Q =
          = 300.000/Q + 3 + 0,5Q
2)     AVC = TVC/Q = (3Q + 0,5Q2)/Q = 3 + 0,5Q
3)     AFC = TFC/Q = 300.000/Q
4)     MC = dTC/dQ = 3 + Q
Kurva AVC berbentuk huruf U. Mula-mula kurva  AVC turun mencapai minimum  karena hanya memerlukan tambahan faktor produksi variabel yang lebih sedikit untuk memproduksi setiap tambahan output dan kemudian kurva AVC naik karena ada Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun yang memerlukan semakin banyak pengunaan faktor-faktor produksi variabel untuk memproduksi setiap satuan output tambahan. 
-->

Hubungan antara kurva MC dan MP
Dalam suatu proses produksi, jumlah produk yang dihasilkan tentu berhubungan dengan biaya yang dikeluarkan. Hubungan antara kurva biaya marginal (MC) dan produk marjinal (MP) dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Bila kurva MP naik maka kurva MC mengalami penurunan; 2) bila kurva MP menurun maka kurva MC mengalami kenaikan pada penambahan dari penggunaan tenaga kerja; 3) Kurva biaya marjinal mencapai titik minimum pada saat kurva MP mencapai maksimum.  Hal ini dapat dilihat dari kedua bentuk kurva, kurva MC berbentuk U sedangkan kurva MP berbentuk U terbalik.

Hubungan antara AVC, AC, dan MC
Sedangka hubungan antara Kurva AVC, AC dan MC dapat dijelaskan sebagai berikut: 1)  kurva MC memotong kurva AVC dan AC pada titik minimum; 2) Jika biaya marjinal lebih kecil dari biaya total rata-rata,  maka kurva AC akan menurun; 3) Jika biaya marjinal lebih besar dari biaya total rata-rata, maka kurva AC akan naik ( Lihat gambar).

1.      Produksi dan Biaya Jangka Panjang
Dalam jangka panjang semua input merupakan input variabel, karena perusahaan mempunyai cukup waktu untuk menambah atau mengurangi kapasitas pabrik. Dalam analisis jangka panjang, dimisalkan perusahaan hanya menggunakan dua input, yaitu tenaga kerja dan capital, maka fungsi produksi dapat ditulis sebagai
Q = f(K,L)
Analisis jangka panjang dapat dianalis dengan pendekatan kurva isokuan (isoquant atau isoproduct).  Isoquant adalah  kurva yang menghubungkan titik kombinasi dua faktor produksi yang menghasilkan  kuantitas output yang sama. Pendekatan isokuan analog dengan pendekatan kurva indiferen dalam teori perilaku konsumen. Perbedaannya adalah, dalam teori perilaku konsumen, konsumen berusaha mencapai kepuasan maksimal, sedang dalam teori produksi, produsen  berusaha mendapatkan keuntungan maksimum.
Ciri-ciri kurva isokuan adalah sebagai berikut:
a)      Berlereng menurun (negative), yaitu dua faktor produksi dapat saling mengganti. Satu faktor produksi dapat ditambah dengan hanya mengorbankan/mengurangi faktor produksi lain. Contohnya pada perusahaan tekstil, kombinasi dapat dipilih apakah lebih banyak menggunakan tenaga kerja (labour intensive) atau lebh banyak modal (capital intensive).
                b)     Cekung terhadap titik asal (origin), yang menunjukkan kemampuan saling mengganti antar input terbatas atau dengan   kata lain deraajat subsitusi (marginal rate of technical substation, MRTS) menurun. Semakin jauh -->
    dari origin maka pprduksi yang dihasilkan akan semakin besar. Derajat subtitusi menurun (marginal rate of technical substitution = MRTS) dapat diukur dengan (∆L/∆K).
MRTSL,K =
--> ∆L/∆K
MRTSL,K = derajat penggantian L oleh K, ∆L= perubahan L,  ∆K = perubahan K
 
-->
c)      Kurva isokuan tidak saling memotong. Karena kalau saling memotong maka tidak konsisten dengan definisi (lihat kembali ciri kurva indiferen)
       Dalam menentukan keseimbangan konsumen dalam mencapai keuntungan maksimum, maka kita perlu mengetahui kurva      isobiaya.  Kurva isobiaya (isocost) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi faktor produksi yang dapat dibeli dengan tingkat pengeluaran tertentu. Kurva isobiaya berlereng menurun, penambahanpengeluaran untuk salah satu faktor produksi adalah dengan mengurangi pengeluaran/pembelian lepada faktor produksi lainnya.  Persamaan  biaya dapat ditulis sebagai
TC = Pk.K + Pl.L
Dimana TC = Total biaya (total cost), K = Jumlah tenaga kerja, Pk = harga modal (tingkat bunga), L = tenaga kerja, dan Pl = harga tenaga kerja (upah)

-->
5.      Minimisasi Biaya Produksi atau Maksimisasi Output
Keseimbangan produsen terjadi pada persinggungan kurva isobiaya dengan kurva isokuan, dan kondisi ini dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu minimisasi biaya dan maksimisasi output. 
-->
            Sepanjang kurva isokuan, tingkat produksi adalah sama. Pada titik A dan C, produsen mengeluarkan biaya yang lebih tinggi, karena kurva isobiaya IC3 > IC2. Dengan menggeserkan kurva biaya ke kiri bawah, tingkat produksi yang sama dapat dipertahankan.  Akhirnya, titik keseimbangan produsen terjadi di titik B, yaitu persinggungan isobiaya dengan kurva isokuan. Kemudian bagaimana dengan berproduksi di titik D?  Produsen yang rasional tidak akan berproduksi di titik ini, karena sebagai faktor produksi yang dimilikinya tidak digunakan/ menganggur
Syarat keseimbangan produksi yang harus dipenuhi yaitu:
--> MPL  / --> PL --> MPK /PK

-->
 MPL = produk marjinal faktor tenaga kerja (L), MPK = produk marjinal faktor tenaga kerja (L), MPx = produk marjinal faktor x;  PL,PK,Px = harga faktor produksi.
-->
Sepanjang kurva isobiaya IC, output dapat diproduksi di kurva IP1 dan IP2. Sedangkan produksi di kurva IP3 tidak mungkin dilakukan karena anggaran perusahaan tidak mencukupi untuk berproduksi di kurva tersebut.  Produksi dapat dilakukan pada titik E, namun agggaran yang dimiliki tidak sepenuhnya digunakan.  Sedangkan, di titik A dan C, peroduksi dapat dilakukan, namun dalam hal ini produsen tidak efisien, karena dengan mengeserkan kurva isokuan ketingkat yang lebih tinggi dengan anggaran yang sama maka konsumen dapat memproduksi lebih banyak. Tingkat keseimbangan produsen terjadi di titik A, yaitu persinggungan kurva isobiaya IC dengan kurva isokuan IP2
Jika titik-titik  keseimbangan produsen pada berbagai tingkat produksi dihubungkan maka akan diperoleh jalur perluasan produksi (expansion path).


 
 




 

2 comments: