Materi Inisiasi 2
TEORI PERMINTAAN KONSUMEN
Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa
berdasarkan hukum permintaan (law of
demand), Jika harga suatu barang naik maka jumlah permintaan terhadap
barang tersebut akan turun, ceteris
paribus (faktor-faktor lain, seperti pendapatan konsumen, harga barang
lain, selera dan sebagainya
dianggap tetap). Sebaliknya, jika harga barang turun maka jumlah permintaan
terhadap barang tersebut akan bertambah, ceteris
paribus. Dalam hal ini, terdapat hubungan negatif antara harga dan jumlah yang diminta. Ada dua
pendekatan (approach) yang
menerangkan mengapa konsumen berperilaku seperti yang dinyatakan dalam hukum
permintaan, yaitu pendekatan daya guna marginal (marginal utility) dan pendekatan kurva indiferen (indifference curve analysisi)
<!..more..>
<!..more..>
1)
Pendekatan Daya Guna Marginal (marginal Utility)
Pendekatan daya guna marginal didasarkan
kepada: (1) hukum daya guna marjinal yang menurun (the law of diminishing return), yang menyatakan bahwa bila konsumsi
suatu barang terus dipenuhi maka kepuasan total yang diperoleh konsumen
mula-mula naik, mencapai maksimum (titik jenuh atau saturation point), dan kemudian
menurun; (2) kepuasan (utility) dapat
diukur; dan (3) konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum.
Hukum kepuasan yang semakin menurun, secara
sederhana dapat diilustrasikan sebagai berikut: seseorang yang selesai berolah
raga tentu akan merasa haus dan dia ingin segera minum, gelas air pertama yang
diminum memberikan kepuasan yang lebih tinggi karena dapat melepaskan dahaganya,
gelas air kedua memberikan tambahan kepuasan yang terus terus meningkat. Misalnya,
sampai gelas air keempat, kepuasan yang diterimanya mencapai maksimum (mencapai
titik jenuh). Apabila konsumsi air terus dilanjutkan dengan gelas kelima,
keenam dan seterusnya, maka kepuasan totalnya bukannya bertambah, melainkan
akan berkurang karena minum air terlalu banyak malah akan menimbulkan penyakit,
misalnya sakit perut dan sebagainya.
Ada dua konsep daya guna yang diterima
konsumen dalam mengkonsumsi suatu jenis barang, yaitu daya guna total atau kepuasan
total (total utility) dan kepuasan
marginal/tambahan (marginal utility).
Daya guna total adalah total kepuasan yang diperoleh konsumen karena
mengkonsumsi suatu barang. Sedangkan daya guna marginal (marginal utility) adalah tambahan kepuasan yang diterima akibat
menambah mengkonsumsi satu-satuan barang. Seperti ilustrasi di atas, konsumen
yang mengkonsumsi dalam jumlah yang semakin banyak, maka total kepuasannya mula-mula
akan meningkat, mencapai puncak, dan kemudian menurun
Untuk mencapai
kepuasan maksimal, maka konsumen harus membelanjakan semua pendapatannya pada
berbagai barang-barang dan jasa-jasa sedemikian rupa sehingga rupiah terakhir
yang dibelanjakan pada setiap barang yang dibeli memberikan tambahan daya guna
yang sama. Jika dimisalkan ada beberapa jenis barang, yaitu barang X dan Y, sampai
barang Z, maka maksimisasi kepuasan akan tercapai apabila memenuhi syarat
sebagai berikut:
MUx/Px
=MUy/Py =......= MUz/Pz
Dimana
MU adalah daya guna marginal (marginal
utility) dan P adalah harga (price).
Kepuasan maksimum akan tercapai apabila perbandingan tambahan daya guna dibagi
dengan harga adalah sama untuk semua barang yang dikonsumsi.
Dalam
membe;I berbagai jenis barang, konsumen dibatasi oleh anggaran yang tersedia. Kendala
anggaran yang tersedia untuk dibelanjakan adalah:
I = XPx + YPy
+….. + ZPz
Dimana
I adalah pendapatan (income) yang
tersedia untuk dibelanjakana. Jumlah masing-masing barang dikali harganya adalah sama
dengan pendapatan yang dibelanjakan.
-->
1)
Pendekatan Kurva Indiferensi
Menurut pendekatan ini, konsumen tidak
perlu mengukur berapa kepuasan yang diterimanya dalam mengkonsumsi berbagai
jenis barang, namun dari berbagai bundle kombinasi barang, konsumen dapat menentukan
urutan kesukaan (preferensi) dalam mengkonsumsi, yaitu: lebih disukai, sama sukanya dan yang
kurang disukai. Dari preferensi konsumen terhadap bundel-bundel kombinasi
barang tersedia dapat disusun kurva indeferensi. Kurva indeferensi (indifference
curve) adalah sebuah kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi
konsumsi yang memberikan kepuasan yang sama. Kumpulan dari beberapa kurva
indiferen yang digambarkan dalam satu bidang disebut kurva Peta indiferen (Indifference curve map). Ada beberapa cirri kurva indiferen,
yaitu: 1) mempunyai kemiringan negatif; 2) cembung terhadap titik O (origin);
dan 3) tidak saling berpotongan. Kurva indiferen dalam mengkonsumsi dua jenis
barang, yaitu X dan Y .
-->
XPx + YPy = I
Garis anggaran (budget line) adalah suatu kurva yang menunjukkan batas kombinasi konsumsi yang dapat dibeli dengan pendapatan konsumen.
Konsumen akan memperoleh kepuasan (daya guna
total) maksimum pada titik singgung antara garis anggaran dengan kurva
indiferen. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar dibawah ini. Ada
tiga kurva
-->indiferen yang tersedia bagi konsumen,
yaitu I1, I2, dan I3. Seperti dijelaskan,
semakin jauh kurva indiferen dari titik O maka kepuasannya makin besar. Dalam
gambar, kurva Indiferen I3 merupakan kurva yang paling jauh yang
akan memberikan kepuasan yang lebih besar dari dua kurva lainnya, namun
konsumen tidak mungkin memilih kurva ini anggran kosumen tidak mencukupi. Jadi,
pada titik D tidak dapat dipilih
Ada tiga titik pada garis anggaran yang
dapat dipilih, yaitu titik A, B, dan C. Titik A dan C terletak pada kurva
indiferen I1, yang lebih rendah dari kurva indiferen I2.
Konsumen yang rasional tidak mungkin mengkonsumsi pada titik ini, karena dengan
menggeser kurva indiferen menjauhi titi O, konsumen dapat mencapai kepuasan
yang lebih tinggi. Kepuasan maksimum akan tercapai pada persinggungan kurva
Indiferen I2 dengan garis anggaran (BL), yaitu dititik A.
No comments:
Post a Comment