Inisiasi 1
HARGA DAN ELASTISITAS
PERMINTAAN DAN PENAWARAN
1. Permintaan
Jumlah suatu barang yang dibeli konsumen selama
periode tertentu merupakan fungsi dari harga barang itu sendiri, pendapatan
konsumen, harga barang lain yang berhubungan, dan selera. Dengan memisalkan harga barang
berubah-ubah, sementara pendapatan, harga barang lain dan selera konsumen tetap
(ceteris paribus) maka akan diperoleh
skedul permintaan. Penggambaran grafis dari skedul permintaan individu disebut
kurva permintaan.
Jadi, Kurva
permintaan (demand curve) menggambarkan
hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta. Hubungan antara jumlah barang yang
diminta dengan harga adalah berhubungan terbalik. Hubungan terbalik (hubungan negatif) antara harga barang
dengan jumlah yang diminta disebut Hukum
Permintaan (the law of demand),
artinya semakin tinggi harga barang maka semakin sedikit jumlah barang yang diminta.
Sebaliknya, jika harga barang semakin rendah maka jumlah yang diminta semakin
banyak.
Skedul permintaan
pasar (market demand) dapat diperoleh
dengan menjumlahkan barang yang diminta oleh semua konsumen individual pada
berbagai tingkat harga. Tabel 1.1 mengilustrasikan permintaan individual
dan jumlah permintaan pasar terhadap sabun. Pada tingkat harga sabun Rp 1000, Ana meminta sebanyak 6,
Budi 5, dan Cica 5 sehingga jumlah permintaan pasar sebesar 16. Jika harga sabun naik maka jumlah sabun
yang diminta akan berkurang. Misalnya pada tingkat harga Rp 2500, jumlah sabun
yang diminta Ana sebanyak 4, Budi 2, dan Cica 2. Sehingga jumlah permintaan
pasar berjumlah 8. Jadi semakin tinggi harga maka semakin sedikit jumlah barang
yang diminta.
<!..more..>
banyak sekali faktor-faktor yang menentukan
permintaan suatu barang selain barang itu sendiri. Faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan suatu barang selain harga barang itu sendiri adalah adalah selera (taste), pendapatan (income), harga barang-barang lain, baik yang merupakan barang
pengganti (substitution) maupun
barang pelengkap (complementary), jumlah
konsumen di pasar, ekspektasi konsumen terhadap harga-harga dimasa depan dan
lain sebagainya. Jika dalam bentuk
fungsi permintaan dapat dituliskan sebagai berikut:
Ds
= f(Ps, Pl, Y, S, B, K)
Fungsi ini dapat dibaca sebagai berikut: Permintaan
suatu barang merupakan fungsi harga barang itu sendiri (Ps), harga
barang-barang lain baik pelengkap maupun pengganti (P1), pendapatan
konsumen (Y), dari selera (S), banyaknya konsumen di pasar (B), ekspektasi
konsumen akan harga-harga barang dan pendapatan di masa depan (K).
Ada
dua kondisi mengenai perubahan permintaan, yaitu perubahan sepanjang kurva
permintaan dan pergeseran kurva permintaan. Perubahan sepanjang kurva
permintaan disebabkan oleh perubahan harga barang itu sendiri yang menyebabkan
jumlah yang diminta berubah dengan menganggap hal-hal lain tetap (ceteris paribus). Sedangkan pergeseran
kurva permintaan disebabkan oleh salah satu kondisi ceteris paribus berubah.
Misalnya: pendapatan konsumen naik maka kurva permintaan akan bergeser ke
kanan, sebaliknya jika pendapatan konsumen turun maka kurva permintaan bergeser
ke kiri. Contoh lain, selera konsumen terhadap barang tersebut naik, maka kurva
permintaan akan bergeser ke kanan, demikian sebalinya.
-->
Jika harga turun menjadi P2
maka jumlah yang diminta adalah Q2. Demikian sebaliknya jika terjadi
kenaikan harga maka jumlah yang diminta berkurang. Dalam hal ini perubahan
jumlah yang diminta terjadi di sepanjang kurva permintaan. Pada gambar (2),
terjadi pergeseran kurva permintaan ke kiri atau ke kanan yang disebabkan oleh
perubahan salah satu kondisi ceteris
paribus. Keseimbangan awal
terjadi pada harga P0 dengan jumlah yang diminta Q0.
Misalkan pendapatan konsumen
bertambah sementara harga tetap, hal ini menggeser kurva permintaan ke kanan,
dimana pada harga yang sama (P0) jumlah yang diminta bertambah
menjadi Q2. Demikian sebaliknya, jika pendapatan konsumen turun,
pada tingkat harga yang sama jumlah yang diminta akan berkuran. Kurva
permintaan akan bergeser ke kiri.
1. Penawaran
Kurva penawaran (supply curve) merupakan titik-titik
yang menunjukkan hubungan antara jumlah yang produsen ingin dan mampu
memproduksi dan menawarkan di pasar pada setiap tingkat harga selama suatu
periode. Hubungan positif antara harga barang dengan jumlah yang ditawarkan
disebut dengan hukum penawaran. Bila
harga naik maka kuantitas yang ditawarkan naik dan bila harga turun maka
kuantitas yang ditawarkan turun. Kurva penawaran pasar adalah penjumlahan
secara horizontal kurva-kurva penawaran produsen individual.
Jika terjadi kenaikan harga diatas harga keseimbangan, misalnya Rp 2500.
Produsen akan menawarkan lebih banyak barang yaitu sebesar 13 unit (lihat tabel), sedangkan perminntaan
konsumen hanya sebesar 8 unit. Dalam hal ini terjadi kelebihan penawaran (excess
supply), yaitu jumlah yang ditawarkan lebih besar dari jumlah yang
diminta, dalam hal ini kelebihan penawaran sebesar 5 unit. Kondisi ini akan
memaksa harga kembali turun sampai terjadi keseimbangan baru. Kondisi
keseimbangan baru tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran (tidak
mesti kembali ke kondisi keseimbangan awal)
Demikian sebaliknya, jika harga turun, maka jumlah
yang diminta akan bertambah besar, sedangkan bagi produsen akan menawarkan
jumlah barang yang lebih sedikit sehingga terjadi kelebihan permintaan (excess
demand), yaitu jumlah yang diminta lebih besar dari jumlah yang
ditawarkan
Seringkali perubahan permintaan dan penawaran
terjadi bersama-sama. Bila terjadi kenaikan pada kurva permintaan dan kurva
penawaran maka akibatnya kuantitas keseimbangan akan naik. Sedangkan harga keseimbangan bisa mengalami
kenaikan atau penurunan. Bila
kenaikan permintaan lebih dominan maka harga akan naik. Bila kenaikan penawaran
lebih dominan maka harga keseimbangan akan turun. Sewaktu terjadi penurunan kurva permintaan dan penawaran,
maka kuantitas keseimbangan akan berkurang sedangkan efeknya terhadap harga
keseimbangan tergantung pada mana yang lebih dominan penurunannya. Bila
penurunan permintaan lebih dominan daripada penurunan penawaran maka harga
keseimbangna akan mengalami penurunan, sedangkan bila penurunan penawaran lebih
dominan daripada permintaan maka harga keseimbangan akan mengalami kenaikan.
Pada kasus penurunan kurva permintaan disertai
dengan kenaikan penawaran, harga keseimbangan akan mengalami penurunan
sedangkan efeknya terhadap kuantitas keseimbangan tergantung pada mana yang
lebih dominan, apakah kenaikan penawaran atau penurunan permintaan. Bila
kenaikan penawaran lebih dominan daripada penurunan permintaan maka kuantitas
keseimbangan akan naik. Sebaliknya bila penurunan permintaan lebih dominan
kuantitas keseimbangan akan turun.
Model analisis permintaan dan penawaran dapat
digunakan untuk menga-nalisis efek kebijakan harga oleh pemerintah atas suatu
atau beberapa harga. Misalnya pemerintah melakukan kebijakan pengendalian harga
berupa harga minimum untuk mencapai tujan tertentu. Misalnya, untuk menjamin pasokan produk pertanian, pemerintah
mungkin menetapkan harga lebih tinggi daripada harga keseimbangan yang
ditentukan oleh pasar sehingga terjadi kelebihan produksi
-->
. Pemerintah harus membeli dan menyimpan kelebihan
produksi pertanian tersebut, dengan kata lain pemerintah memberikan subsidi kepada para petani
sebesar selisih antara harga dukungan pemerintah dengan harga
keseimbangan.
1.
Elastisitas
Permintaan
Elastisitas
permintaan (demand elasticity) adalah respon yang dinyatakan dalam perubahan
jumlah barang yang diminta terhadap perubahan tingkat harga. Jika konsumen secara
relatif responsif terhadap perubahan harga maka disebut dengan permintaan yang elastis. Dapat
diilustrasikan sebagai berikut: jika harga berubah sebesar 10 persen maka
jumlah yang dimnta akan berubah lebih dari 10 persen. Contoh barang yang
permintaannya elestis adalah barang-barang mewah seperti mobil, TV, camera dan
sebagainya. Misalnya harga TV turun sebesar 10 persen maka jumlah permintaan
terhadap TV akan meningkat lebih
dari 10 persen. Jika respon konsumen terhadap jumlah yang diminta lebih kecil dari
perubahan harga maka disebut dengan permintaan yang kurang elastis (inelastis). Dapat diilustrasikan sebagai berikut, jika haraga berubah
sebesar 10 persen maka perubahan jumlah yang diminta kurang dari 10 persen.
Jenis barang yang permintaannya inelastic adalah barang-barang kebutuhan pokok.
Jika perubahan persentase perubahan tingkat harga diikuti oleh perubahan jumlah
yang diminta sebesar persentase perubahan harga disebut unitary elastic. Elastisitas
permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ed
=persentase perubahan kuantitas yg diminta /persentase perubahan harga
-->
1.
Elastisitas Penawaran
Faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran
adalah lamanya waktu para produsen bereaksi terhadap perubahan harga, derajat
penggantian faktor produksi antar proses suatu barang dengan proses produksi
barang-barang lain, tingkat perkembangan teknologi. Elastisitas penawaran dalam
hubungannya dengan periode pasar dapat dibedakan menjadi penawaran jangka
sangat pendek, penawaran jangka pendek dan penawaran jangka panjang.
Jangka sangat
pendek
adalah jangka waktu dimana tidak ada waktu bagi produsen untuk bereaksi
menaikkan produksi bila ada kenaikan permintaan. Dalam jangka waktu ini, kurva
penawaran sudah tertentu yaitu inelastis sempurna dan berbentuk tegak lurus.
Kenaikan permintaan menyebabkan harga naik dan kenaikan harga berfungsi sebagai
penjatah yaitu hanya mereka yang bersedia dan mampu membayar harga lebih tinggi
dapat membeli. Kuantitas yang diminta tetap sama besar dengan kuantitas yang
ditawarkan.
Jangka pendek. Dalam
jangka pendek, kapasitas produksi perusahan sudah tertentu dan tidak dapat
diubah. Di sini kurva penawaran lebih elastis yaitu berlereng cukup curam dan
tidak merupakan garis tegak lurus. Bila terjadi kenaikan permintaan maka harga
dan kuantitas keseimbangan naik.
Jangka panjang. Dalam jangka
panjang, perusahaan mempunyai cukup waktu untuk mengubah (menambah atau
mengurangi) skala pabrik. Di samping itu perusahaan-perusahaan baru mungkin
akan masuk ke dalam industri dan perusahaan-perusahaan yang sudah ada bisa
keluar dari industri yang bersangkutan.
Dalam jangka panjang kurva penawaran lebih elastis dan berbentuk lebih
landai daripada kurva penawaran jangka pendek. Ketika ada kenaikan permintaan
harga dan kuantitas keseimbangan akan naik, kenaikan harga lebih kecil dan
kenaikan kuantitas lebih besar dibandingkan dengan kasus kurva penawaran jangka
pendek.
2.
Penerapan Analisis Permintaan dan Penawaran
Banyak kasus yang dapat dianalisis dengan kurva
permintaan dan kurva penawaran. Misalnya
pengenaaan pajak berupa cukai rokok oleh pemerintah seperti terlihat pada
gambar 5 gambar bawah ini. Keseimbangan pasar berada di titik E1 dimana
terjadi pada perpotongan kurva permintaan D dan kurva penawaran S. Ketika
pemerintah mengenakan pajak Rp 2000 persatuan produk maka kurva penawaran yang
semula S bergeser ke atas secara sejajar menjadi ST. Akibat
pengenaan pajak ini, keseimbangan pasar baru pada tiitk E2 yaitu
terjadi kenaikan harga dari Rp 4000 menjadi Rp 5000 per satuan dan kuantitas
keseimbangan turun dari 4 satuan produk menjadi 3 satuan produk. Beban pajak
terbagi dua yaitu dikenakan pada konsumen dan produsen yang masing-masing Rp
1000. Pajak yang seluruhnya atau sebagian digeserkan kepada konsumen disebut pajak tak langsung sedangkan pajak yang
tak bisa digeserkan disebut pajak langsung.
Besarnya beban
pajak yang ditanggung konsumen dan produsen tergantung pada elastisitas
permintaan dan penawaran. Semakin
elastis kurva penawaran atau semakin inelastis kurva permintaan maka semakin
besar bagian beban paja
k yang ditanggung konsumen. Sebaliknya semakin inelastis kurva penawaran atau
semakin elastis kurva permintaan maka semakin besar beban pajak ditanggung oleh
produsen. Jadi kurva yang paling elastislah yang akan menanggung bagian lebih
kecil beban pajak yang dikenakan. Pada kurva inelastic sempurna apakah kurva
permintaan atau penawaran maka konsumen atau produsen akan menaggung beban
pajak sepenuhnya.
Campur tangan pemerintah selain lewat pajak dapat
juga berupa pemberian subsidi (pengenaan pajak negatif). Efek pemberian subsidi
yaitu konsumen dan produsen memperoleh manfaat penerimaan. Bagian manfaat yang
diperoleh konsumen dan produsen tergantung pada elastisitas kurva permintaan
dan penawaran. Semakin elastis kurva permintaan maka semakin kecil manfaat yang
diperoleh oleh konsumen dan semakin besar manfaat yang diperoleh oleh produsen
dari pemberian subsidi. Bila kurva penawaran lebih elastis daripada kurva
permintaan maka bagian manfaat subsidi yang diperoleh oleh konsumen lebih besar
daripada yang diperoleh oleh produsen.
Analisis elastisitas permintaan dan penawaran dalam
hubungannya dengan pengenaan pajak dan pemberian subsidi memberikan implikasi
kebijakan tertentu. Bila
tujuan pengenaan pajak untuk memperoleh pendapatan bagi pemerintah maka cara
yang paling efektif dengan mengenakan pajak atas barang-barang yang
permintaannya inelastis. Semakin inelastic permintaan maka semakin kecil efek
pengenaan pajak tersebut atas penurunan kuantitas keseimbangan sehingga
diperoleh pendapatan yang besar. Sebaliknya bila
pengenaan pajak pada barang-barang yang elastisitas permintaanya besar (beban
pajak lebih banyak ditanggung oleh produsen) maka kebijakan ini akan menurunkan
output dan kesempatan kerja dan mengakibatkan pengangguran tenaga kerja dan
faktor produksi lain. Selain itu penerimaan pendapatan pemerintah akan kecil
akibat dari penurunan cukup besar dalam kuantitas keseimbangan output yang
diproduksi dan dijual.
Pada pasar persaingan murni, masing-masing
perusahan menawarkan barang yang sama dan homogen, terdapat banyak sekali
penjual dan pembeli. Output yang diproduksi dan ditawarkan oleh seorang
produsen individual di pasar iin sangat kecil hingga ia tidak bisa mempengaruhi
harga. Kurva permintaan yang dihadapai oleh sebuah perusahaan pesaing murni merupakan
garis mendatar dan koefisien elastisitasnya tak terhingga. Sedangkan kurva
permintaan pasar berlereng menurun dan kurva penawaran pasar berlereng
menanjak. Pada harga pasar keseimbangan para produsen individual bisa menjual
kuantitas berapapun yang diproduksi dan ditawarkan. Sedangkan secara individual
tidak bisa mempengaruhi harga keseimbangan pasar dengan mengubah kuantitas yang
diproduksi atau ditawarkan.
Pada pasar persaingan tidak sempurna, terdapat
beberapa perusahan produsen saja yang produknya tidak sepenuhnya homogen tau
dibedakan oleh konsumen pembeli karena kemasan, advertensi, syarat-syarat
penyerahan dan pembayaran. Kuantitas output masing-masing produsen di pasar
tersebut cukup besar dibandingkan dengan output keseluruhan industri hingga
perubahan output perusahaan individual pesaing tak sempurna dapat mempengaruhi
harga. Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan produsen pesaing tak
sempurna berlereng menurun seperti juga bentuk kurva permintaan pasar namun
bentuknya lebih landai.
No comments:
Post a Comment