Sunday, January 6, 2013

PASAR PERSAINGAN MURNI

-->
Materi Inisiasi 4

PASAR PERSAINGAN MURNI


A.     Struktur Pasar
Dalam dunia nyata  terdapat berbagai jenis pasar atau industri. Namun untuk penyederhanaan analisis, secara umum dalam ilmu ekonomi, pasar dibagi kedalam empat model, yaitu pasar persaingan murni, persaingan monopolistik, oligopoli dan monopoli. Pengklasifikasian keempat bentuk pasar tersebut, antara lain ditentukan oleh jumlah penjual dan pembeli (banyak atau sedikit), jenis produk (homogen atau heterogen), kemudahan masuk atau keluar pasar (sulit atau mudah) dan lain sebagainya. Pasar persaingan murni (pure competition) dan pasar monopoli (monopoly) adalah dua bentuk pasar yang ekstrim dilihat dari sisi jumlah penjual, dan diantara kedua bentuk terdapat beberapa variasi bentuk pasar yang hampir mirip satu sama lain.

 <!..more..>

Sebelum membahas lebih lanjut bentuk-bentuk pasar di atas, maka dalam bagian ini terlebih dahulu perlu diketahui beberapa karekteristik masing-masing pasar. Adapun karakteristik masing-masing pasar adalah sebagai berikut:
1.      Pasar Persaingan Murni
Karakteristiknya  adalah:
a.      Terdapat banyak penjual (perusahaan) dan pembeli, sedemikian rupa sehingga tindakan seorang individu tidak dapat mempengaruhi harga. Misalnya: seorang produsen mengurangi produksi dengan  tujuan supaya harga naik. Tindakannya mengurangi  produksi tidak akan berarti apa-apa karena akan ada produsen lain yang siap menggantikan posisinya di pasar. Demikian juga kalau dilihat dari sisi pembeli yang berusaha mempengaruhi harga supaya turun, yaitu dengan tidak membeli produk tersebut.  Namun tindakannya ini tidak akan berarti apa-apa akan akan ada calon pembeli lain yang siap menggantikan posisinya.
b.      Produk seluruh perusahaan yang dijual di pasar homogen.  Dalam arti, antara satu produk dengan produk lainnya yang dijual di pasar tidak dapat dibedakan, baik dalam bentuk, kualitas, pengepakan dan lain-lain.
c.      Setiap perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and free exit). Setiap perusahaan yang ingin masuk atau keluar pasar tidak ada hambatan, seperti hambatan hukum, teknis, keuangan atau hambatan lain yang menghalangi perusahaan untuk masuk dan keluar pasar. Misalnya: Suatu perusahaan mampu bersaing di pasar dalam menjual produk yang sama, maka perusahaan tersebut bebas masuk pasar tanpa dihalang-halangi.  Demikian sebaliknya, jika perusahaan mau keluar dari pasar karena tidak mampu atau kalah bersaing, maka dia bebas keluar tanpa ada yang menghalanginya.
d.      Tidak ada persaingan bukan harga, yaitu persaingan berdasarkan perbedaan kualitas, advertensi maupun promosi penjualan, karena itu iklan tidak berguna.
e.      Jika ditambahkan dengan satu karakteristik lagi, yaitu penjual dan pembeli memiliki informasi yang lengkap dan sempurna mengenai pasar, maka jenis pasarnya dinamakan pasar persaingan sempurna (perfect competition)
Contoh pasar persaingan murni: produk hasil pertanian
2.      Pasar monopoli
Karakteristiknya adalah:
a.      Hanya ada satu penjual di pasar, sementara pembelinya banyak sekali, sehingga penjual dapat mempengaruhi harga dengan merubah kuantitas barang yang ditawarkan
b.      Tidak ada barang substitusi (barang pengganti) yang sempurna untuk produk monopolis
c.      Terdapat rintangan untuk masuk pasar. Rintangan ini dapat bersifat alamiah maupun rintangan buatan.  Rintangan alamiah, misalnya, suatu pasar yang hanya cukup dilayani oleh seorang penjual (produsen) saja. Sedangkan rintangan buatan misalnya pemberian paten atau lisensi sehingga perusahaan lain tidak bisa masuk, atau kebijakan pemerintah dengan alas an dan tujuan tertentu.
Contoh Pasar monopoli: PDAM di daerah
3.      Pasar persaingan monopoli
Karakteristiknya adalah sebagai berikut:
a.      Terdapat cukup banyak penjual dan pembeli di pasar, meskipun tidak sebanyak yang ada di pasar persaingan murni yang bekerja secara independen. Posisi masing-masing perusahaan relative kecil dibanding jumlah output yang ada di pasar.
b.      Produknya terdifrensiasi atau dapat dibedakan, tidak hanya dari sisi fisik saja, tetapi juga pembungkusan, pengiklanan, pelayanan, pembayaran dan lain-lain.
c.      Penjual tertentu dapat mengendalikan harga produk, yang tergantung pada derajat diferensiasi produknya.
d.      Masuk ke dalam pasar umumnya mudah, namun secara relative lebih sukar dibandingkan pasar persaingan murni
e.      Ada persaingan bukan harga berupa persaingan kualitas, advertensi, dan pelayaanan penjualan
Contoh pasar persaingan monopolis: perdagangan eceran pakaian konveksi, dan sepatu
4.      Pasar oligopoli
Karakteristiknya adalah:
a.      Hanya ada sedikit penjual,  Bisa, tiga, empat, lima dan atau 10 penjual. bisa juga sebagainya.  Beberapa perusahaan besar pada umumnya menguasai 70 sampai 80 pangsa pasar (market share), sedangkan sisanya dikuasai  oleh beberapa perusahaan kecil.  Dalam pasar oligopli, terdapat ketergantungan yang sangat tinggi, dimana tindakan suatu perusahaan akan diimbangi atau menimbulkan tindakan balasan dari perusahaan lain.
b.      Dalam oligopoli dapat dibedakan antara produk yang standar dan terdiferensiasi
c.      Terdapat rintangan masuk ke dalam industri
d.      Ada persaingan bukan harga berupa advertensi dan persaingan kualitas
Contoh: baja, mobil, peralatan listrik rumah tangga

A.     Pasar Persaingan Murni Jangka Pendek
Dalam jangka pendek perusahaan dalam pasar persaingan murni mempunyai pabrik berskala tertentu dan perusahaan berusaha memaksimumkan keuntungan dan memini-mumkan kerugian dengan menyesuaikan output, yaitu dengan cara mengubah penggunaan faktor produksi variabel , seperti penggunaan bahan mentah dan tenaga kerja. Penentuan tingkat output untuk mendapatkan keuntungan maksimum dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu: pertama, pendekatan total, yaitu dengan membandingkan antara pendapatan total dengan biaya total; dan Kedua, pendekatan marginal, yaitu dengan membandingkan antara pendapatan marjinal dengan biaya marjinal. 

1.      Pendekatan Total
Dalam pendekatan total, keuntungan maksimum akan terjadi pada saat penerimaan (total revenue, TR) dikurangi dengan biaya total (Total Cost, TC) terbesar.  Penerimaan total adalah perkalian antara tingkat harga dengan jumlah ouput yang dijual.  Sedangkan biaya total adalah biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam menghasilkan output tersebut.  Biaya dapat dibedakan atas biaya tetap (fixed cost, FC) dan biaya variabel (variable cost, VC).  Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada besarnya jumlah output yang dihasilkan, misalnya sewa gedung, upah tenaga kerja tetap, penyusutan (depreciation), bunga dan lain-lain.  Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang tergantung kepada besar kecilnya jumlah output yang dihasilkan, misalnya biaya tenaga kerja tidak tetap, biaya bahan baku, transportasi dan lain-lain.
-->
Kurva penerimaan total (TR) dimulai dari titik O, dimana hal ini menunjukkan bahwa produsen tidak akan mendapatkan penerimaan apabila perusahaan belum menghasilkan output. Jadi apabila produksi nol maka penerimaan adalah nol. Jika perusahaan telah menghasilkan output,  maka perusahaan akan mendapatkan penerimaan sebesar tingkat output dikali dengan harga (P x Q). Semakin besar output yang dihasilkan maka penerimaan produsen juga semakin besar.  Karena tingkat harga tetap, maka kurva TR akan berbentuk garis diagonal yang dimulai dari titik origin ke kanan atas.  Sedangkan kurva biaya total (TC), tidak dimulai dari titik O karena walaupun perusahaan belum berproduksi akan tetapi perusahaan sudah mengeluarkan biaya, yaitu sebesar jumlah biaya tetap.  Pada tingkat produksi yang rendah perusahaan akan mengalami kerugian.
Perhatikan gambar,  garis singgung dititik A dan dititik D adalah sama dengan kurva TC. Penjelasan gambar adalah sebagai berikut : 1) jika perusahaan belum berproduksi (produksi nol),  maka perusahaan akan mengalami kerugian sebesar sebesar biaya tetap yang dikeluarkan; 2) pada tingkat produksi Q1, karena produksi masih sedikit maka perusahaan mengalami kerugian sebesar  AB, yaitu selisih kurva TR dengan TC; 3) Pada tingkat produksi Q2, perusahaan mencapai titik   pulang  pokok (break even point, BEP); pada tingkat produksi di Q3, perusahaan mendapatkan keuntungan maksimum sebesar DE. Keuntungan maksimum diperoleh dengan menghitung jarak terbesar kurva TR dikurangi kurva TC; pada tingkat produksi Q4 , perusahaan kembali mengalami titik pulang pokok dan setelah itu kembali mengalami kerugian
Dalam produksi, apabila faktor produksi variable terus ditambah sementara faktor produksi tetap tidak bertambah maka akan berlakuk hukum hukum pertambahan hasil yang semakin  menurun (the law of diminishing marginal return), dimana hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan suatu faktor produksi (faktor produksi tetap) untuk dikombinasikan dengan faktor produksi lain (faktor produksi variabel). 
Misalnya pada sebidang lahan pertanian (dianggap faktor produksi tetap) yang dikerjakan oleh seorang pekerja (dianggap faktor produksi variabel), maka output yang dihasilkan tidak efektif.  Apabila lahan pertanian tersebut dikerjakan oleh dua pekerja maka produksi akan  meningkat.  Sampai tambahan pekerja  menjadi 6 orang maka akan tercapai keuntungan maksimum dalam menggarap lahan tersebut, tetapi apabila pekerja terus menerus ditambah (misalnya sampai 15 pekerja), sedangkan lahan yang digarap tetap  maka biaya total akan bertambah dan tingkat keuntungan juga akan menurun dan sampai pada titik tertentu akan kembali mengalami kerugian.
 Jadi dapat disimpulkan apabila TR>TC , maka produsen akan mendapatkan keuntungan, dan apabila selisih TR<TC maka perusahaan akan mengalami kerugian, dan apabila TR=TC maka perusahaan dalam kondisi break even point
1.      Pendekatan marjinal
Dalam pendekatan ini, produsen atau perusahaan harus membandingkan antara biaya marjinal dengan  penerimaan marjinal. Biaya marjinal (marginal cost, MC) adalah  tambahan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen karena -->
menambah memproduksi 1 unit  ouput).   Sedangkan  penerimaan marjinal (marginal revenue, MR) adalah tambahan penerimaan karena menambah produksi 1 unit output
Jika penerimaan marjinal masih lebih besar dari biaya marginal maka masih relevan untuk meningkatkan produksi karena penerimaan meningkat lebih tinggi dari biaya sehingga karena keuntungan akan bertambah, sebaliknya apabila biaya marginal lebih besar dari penerimaan marjinal maka biaya meningkat lebih tinggi dari penerimaan sehingga kerugian menjadi bertambah. 
Perusahaan akan memperoleh keuntungan maksimal pada tingkat output dimana pendapatan marjinal (marginal revenue, MR)  sama dengan biaya marjinal (marginal cost), atau MR=MC.   Karena penjual dalam pasar persaingan murni merupakan penerima harga (price taker), maka  para penjual dapat menjual output dalam jumlah berapapun pada harga yang berlaku.  Dengan demikian,  kurva permintaan pasar yang dihadapi penjual adalah berbentuk garis lurus sejajar dengan sumbu kuantitas.  Karena kurva yang dihadapi oleh penjual berbentuk garis lurus sejajar sumbu kuantitas, maka pendapatan marjinal sama dengan harga (price, P), atau  MR=P.  Tadi telah dijelaskan bahwa keseimbangan dalam pasar persaingan murni terjadi apabila MR=MC.  Dengan demikan dapat juga dikatakan bahwa MR = P = MC.
Gambar  di bawah ini mengilustrasikan keseimbangan produsen. Kurva permintaan   dan kurva MR  bagi produsen dalam pasar persaingan murni merupakan garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal.  Hal ini  disebabkan produsen dalam pasar persaingan murni adalah sebagai pengambil harga (price taker), karena penjual sedemikian banyaknya sehingga tidak seorang produsenpun dapat mempengaruhi harga.
Konsumen akan  mendapatkan keuntungan maksimum akan terjadi di titik B, dimana MR=MC. Pada tingkat produksi Q1, perusahaan akan mendapatkan penerimaan sebesar OP1 dikali OQ1. Sedangkan biaya yang dikeluarkan adalah sebesar OP2 dikali dengan OQ1. Sehingga keuntungan yang diterima perusahaan adalah sebesar  OP1AQ1 dikurang OP2BQ1 sama dengan segiempat P1ABP2.
-->

A.     Kurva Penawaran Perusahaan Pesaing Murni Jangka Pendek

Kurva penawaran individual perusahaan pesaing murni adalah kurva MC yang menanjak, yang dimulau dari titik terendah AVC. Jika MC > AVC, artinya perusahaan mengeluarkan tambahan biaya lebih besar dari tambahan biaya variabel rata-rata. Dalam hal ini perusahaan akan menghentikan produksi karena kerugian lebih besar bila ia tetap terus berproduksi. Bila menghentikan produksi ia hanya menanggung kerugian sebesar biaya tetap saja.
--> Harga keseimbangan ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Untuk memperoleh kurva  penawaran pasar maka harus dijumlahkan secara horizontal skedul-skedul penawaran perusahaan individual.
-->

A.     Pasar Persaingan Murni Jangka Panjang
Dalam jangka panjang ada tiga macam perilaku biaya yaitu keadaan industri dengan biaya konstan, biaya menaik, dan biaya menurun. Semua merupakan kemungkinan akibat penyesuaian jangka panjang berupa masuk atau keluarnya perusahaan-perusahaan dalam industri yang bersangkutan. Bila keseimbangan jangka panjang tercapai maka harga akan sama dengan MC jangka panjang, dan output akan diproduksi pada tingkat  dimana biaya rata-rata total adalah minimum. Dalam persaingan murni jangka panjang, perusahaan-perusahaan bebas masuk atau meninggalkan industri. Bila harga lebih tinggi dari biaya total rata-rata maka keuntungan ekonomis akan terjadi, sehingga akan menarik perusahaan-perusahaan baru masuk ke industri tersebut. Perluasan industri ini akan menaikkan penawaran produk dan mengakibatkan penurunan harga pasar, hingga kembali sama dengan biaya total rata-rata. Sebaliknya, jika harga lebih rendah dari biaya total rata-rata maka kerugian ekonomis yang diderita menyebabkan perusahaan-perusahaan meninggalkan industri tersebut. Hal ini akan menyebabkan turunnya penawaran produk yang selanjutnya mengakibatkan harga naik dan harga kembali sama dengan biaya total rata-rata.
Pasar industri persaingan murni, baik pada kasus biaya konstan atau pada biaya menanjak naik, mempunyai karakteristik yang sama dalam posisi keseimbangan jangka panjang.  Tingkat harga dan penerimaan marjinal adalah pada tingkat dimana keduanya sama dengan biaya rata-rata minimum. Sedangkan kurva biaya marjinal memotong kurva biaya rata-rata pada titik terendah. Jadi posisi keseimbangan jangka panjang adalah MR (=P) = AC = MC. Walaupun dalam jangka pendek perusahaan pesaing murni mungkin memperoleh keuntungan ekonomis (atau kerugian ekonomis) tetapi dalam jangka panjang ia mengaami pulang pokok dengan memproduksi pada tingkat MR (=P) = MC. Posisi keseimbangan jangka panjang dalam pasar persaingan murni yang mensyaratkan MR (=P) = AC = MC harus terjadi pada titik dimana AC minimum, yang berarti adanya efisiensi ekonomi dalam pasar persaingan murni.

--> Kelebihan dari sistem harga persaingan adalah kemampuan mengalokasi faktor-faktor produksi secara efisien, perusahaan memproduksi jenis barang dengan kuantitas yang paling diinginkan konsumen. Kemampuan penyesuaian penggunaan faktor produksi dpat segera dilakukan jika terjadi perubahan-perubahan dalam perekonomian. Sedangkan kelemahan dari sistem harga persaingan adalah masalah distribusi pendapatan, kegagalan pasar, tidak selalu menuju pada penggunaan teknik produksi paling efisien, mempersempit rentang pilihan konsumen dan lain sebagainya.
 

No comments:

Post a Comment